Rabu, 23 Mac 2016

"Giveaway Cash RM600 MAC2016 by Emas Putih"

*sila
 tekan banner diatas untuk join*

Hadiah :
Top Referral RM100x1
Random Cash RM50x10

Start : 20 Mac 2016 - 3 April 2016

Jumaat, 18 Mac 2016

ZAINAB BINTU MUHAMMAD RASULULLAH





Zainab Binti Muhammad adalah nama dari putri sulung dari Nabi Muhammad SAW. Ia adalah anak perempuan dari isteri Nabi Muhammad yang bernama Khadijah. Ia menikah dengan seorang laki-laki bernama Abu I asi Bin Al Rabi. Lelaki ini adalah sepupu dari ibunya sendiri. Suami Zainab awalnya bukan pemeluk agama Islam. Suaminya beberapa kali dipenjarakan dan Zainablah yang berusaha untuk membebaskan suaminya. Salah satu usaha Zainab membebaskan suaminya adalah dengan menjual seuntai kalung milik Khadijah dan menebus suaminya dari Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW lalu mengajukan syarat kepada Zainab agar suaminya dapat dibebaskan. Syaratnya adalah Zainab harus pergi ke Madinah apabila ingin suaminya dibebaskan. Zainab pun menyetujui syarat tersebut. Suaminya sempat dibebaskan tetapi kemudian dimasukkan lagi ke penjara sampai akhirnya dibebaskan kembali karena Zainab turut campur tangan dalam proses pembebasan. Setelah suaminya Zainab memeluk agama Islam maka Zainab menikah untuk kedua kalinya secara Islam. Zainab mempunyai dua orang anak yang bernama Ali dan Umamah. Akan tetapi, Ali meninggal saat masih bayi. Umamah menikah dan memiliki seorang anak. Zainab telah menunaikan kewajiban dan menyelesaikan urusan dunianya ketika menyadarkan laki-laki yang dicintainya serta memenuhi hak suaminya sesuai dengan kadar cintanya kepada suami.

Tidak lama setelah pertemuan itu, Zainab meninggal dunia pada tahun ke-8 Hijriyah.
Rasulullah SAW sangat sedih atas kepergiannya. Zainab meninggalkan dunia dengan kenangan terbaik. Dia menjadi contoh terbaik dalam hal kesetiaan istri, keikhlasan cinta, dan kebenaran iman

AISYAH BINTI ABU BAKAR: UMMUL MUKMININ YANG ISTIMEWA




Seorang perempuan periwayat hadits terbesar pada masanya. Dia juga terkenal sebagai seorang yang cerdas, fasih, dan mempunyai ilmu bahasa yang tinggi. Dia merupakan salah seorang terpenting yang mempunyai pengaruh besar dalam penyebaran ajaran-ajaran Islam.

Dari dulu Aisyah dikenal sebagai orang yang jujur, banyak beribadah, tahajud, dan berpuasa. Aisyah juga dikenal sebagai orang yang pemalu, seorang pembawa bendera dalam bidang keilmuan dan pengetahuan di masanya. Seakan-akan dia lampu terang yang menyinari para ahli ilmu dan penuntut ilmu. Bahkan sahabat Nabi SAW datang padanya untuk menanyakan tentang ilmu yang masih sulit dimengerti dan beberapa masalah keilmuan, dia memberikan jawaban yang memuaskan dengan tenang dan teliti. Suatu jawaban yang tidak mudah diberikan kecuali oleh orang yang sudah mencapai tahap keilmuan yang tinggi.

Aisyah juga terhitung salah seorang yang keilmuannya melampaui banyak orang lainnya dalam hal AlQuran, hadits, fiqh, syair, cerita-cerita Arab, hari-hari mereka dan nasab mereka

KHADIJAH BINTI KHUWAILID: SANG WANITA AGUNG





Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum Hijriyah, di sebuah keluarga yang mulia dan terhormat. Dia tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku terpuji. Ulet, cerdas, dan penyayang merupakan karakter khusus kepribadiannya. Sehingga masyarakat di zaman Jahiliyah menjulukinya sebagai At-Thahirah (seorang wanita yang suci).

Aisyah berkata, “Dulu Rasulullah SAW setiap keluar rumah, hampir selalu menyebut Khadijah dan memujinya. Pernah suatu hari beliau menyebutnya sehingga aku merasa cemburu. Aku berkata, ‘Apakah tiada orang lagi selain wanita tua itu. Bukankah Allah telah menggantikannya dengan yang lebih baik?’ Lalu, Rasulullah SAW marah hingga bergetar rambut depannya karena amarah dan berkata, ‘Tidak, demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik darinya. Dia percaya padaku di saat semua orang ingkar, dan membenarkanku di kala orang-orang mendustakanku, menghiburku dengan hartanya ketika manusia telah mengharamkan harta untukku. Dan Allah telah mengaruniaiku dari rahimnya beberapa anak di saat istri-istriku tidak membuahkan keturunan.’ Kemudian Aisyah berkata, ‘Aku bergumam pada diriku bahwa aku tidak akan menjelek-jelekannya lagi selamanya.”

Khadijah, seorang tangan kanan Rasulullah SAW yang senantiasa membantu beliau dalam menjalankan dakwah dan menyebarkan ajaran-ajarannya, meninggal pada tahun ke-3 sebelum Hijrah di kota Makkah pada usia 65 tahun. Di saat ajal menjemputnya, Rasulullah SAW menghampiri Khadijah sembari berkata, “Engkau pasti tidak menyukai apa yang aku lihat saat ini, sedangkan Allah telah menjadikan dalam sesuatu yang tidak engkau kehendaki itu sebagai kebaikan.”

Saat pemakamannya, Rasulullah turun ke liang lahat dan dengan tangannya sendiri memasukkan jenazah Khadijah. Wafatnya Khadijah merupakan musibah besar, di mana setelahnya diikuti berbagai musibah dan peristiwa yang datangnya secara beruntun. Rasulullah SAW memikul beban dengan penuh ketabahan dan kesabaran demi mencapai ridha Allah SWT.